TarbiyahPost.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Dalam sebuah diskusi yang disiarkan di kanal YouTube Muhammadiyah Channel, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Arifin, memaparkan strategi dakwah yang dijalankan Muhammadiyah, yang tidak hanya terbatas pada penyampaian pesan agama semata, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan sosial dan ekonomi, terutama untuk kaum marjinal dan masyarakat terpencil.

Dakwah Tanpa Batas

Arifin menegaskan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk menyentuh lapisan masyarakat yang sering kali terabaikan, mulai dari anak jalanan, eks PSK, hingga komunitas anak punk. “Inilah yang menjadi sasaran dakwah kami. Kami ingin dakwah yang tidak hanya mengajarkan spiritualitas, tetapi juga memberi solusi konkret bagi masalah sosial yang dihadapi mereka,” ungkap Arifin dalam sesi podcast yang berlangsung pada Sabtu (1/11).

Tentu saja, untuk mencapai tujuan ini, Muhammadiyah melalui LDK mengembangkan pendekatan yang lebih holistik, yang tidak hanya mengedepankan aspek agama tetapi juga kesejahteraan sosial. Bagi Arifin, dakwah yang dimaksud adalah dakwah yang “menggembirakan dan mencerahkan”, bukan hanya sebatas ajakan untuk mengikuti ajaran agama, namun juga memberikan bantuan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberdayaan Kaum Marginal: Mualaf Suku Badui Sebagai Contoh Nyata

Salah satu contoh yang Arifin soroti adalah program pemberdayaan bagi para mualaf suku Badui, sebuah suku terpencil yang tinggal di wilayah pedalaman Banten. Dalam pembinaannya, Muhammadiyah tidak hanya memberikan pembelajaran agama, seperti tauhid, wudhu, dan solat, tetapi juga mencakup aspek pemberdayaan ekonomi.

“Kami membantu mereka agar bisa hidup sejahtera dan setara dengan masyarakat lain. Pemberdayaan ekonomi mereka dilakukan melalui keterampilan bertani, akses energi terbarukan, hingga kegiatan ekonomi sederhana yang memberikan dampak nyata pada kesejahteraan mereka,” jelasnya.

Di luar itu, program pemberdayaan mualaf Badui ini juga melibatkan pengajaran keterampilan lainnya yang berfokus pada kemandirian ekonomi, seperti bercocok tanam, akses terhadap teknologi tepat guna, dan pemberian akses penerangan dengan energi alternatif. Dengan pendekatan ini, diharapkan komunitas tersebut tidak hanya mengerti agama, tetapi juga mampu mandiri secara ekonomi.

See also  Apa Itu Domain? Bagaimana Tips Memilih Nama Domain Yang Benar

Arifin juga mengungkapkan bahwa program pemberdayaan ini tidak terbatas pada satu wilayah saja. “Kami juga melakukan hal serupa di daerah-daerah lain seperti Kalimantan, NTT, dan NTB.

Bahkan jika ada warga non-muslim yang tertarik untuk bergabung dalam kegiatan kami, kami pun memberikan fasilitas yang sama,” tambahnya. Ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah berupaya menjembatani perbedaan dan mempromosikan nilai-nilai toleransi melalui dakwah yang inklusif.

Dakwah Muhammadiyah: Toleransi Tanpa Paksaan

Arifin menegaskan bahwa model dakwah yang dijalankan Muhammadiyah mengedepankan prinsip toleransi tanpa paksaan. Dalam pandangannya, dakwah yang sukses adalah dakwah yang mampu menumbuhkan semangat kemanusiaan dan memberi pencerahan tanpa harus memaksakan orang untuk mengikuti ajaran agama. “Dakwah kami adalah dakwah yang mengedepankan toleransi.

Kami tidak memaksa siapa pun untuk mengikuti agama kami, namun kami membuka ruang bagi siapa saja yang ingin mendapatkan manfaat dari program-program yang kami tawarkan,” ujar Arifin.

Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah berharap bisa menjadi jembatan penghubung bagi kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan, baik dari segi agama maupun status sosial. Arifin percaya bahwa dakwah yang baik adalah dakwah yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan nyata masyarakat dan tidak hanya berfokus pada dimensi spiritual semata.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah berusaha untuk tidak hanya berbicara tentang ajaran agama, tetapi juga membantu masyarakat dengan memberikan keterampilan dan akses yang dapat memperbaiki kualitas hidup mereka.

Harapan untuk Masyarakat Marjinal

Sebagai penutup, Arifin berharap agar dakwah Muhammadiyah dapat terus berkembang, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga sampai ke wilayah-wilayah terpencil dan di kalangan masyarakat marjinal.

Dengan berbagai program pemberdayaan yang terintegrasi dengan dakwah, Muhammadiyah ingin memastikan bahwa ajaran Islam yang dibawa tidak hanya mendatangkan pencerahan spiritual, tetapi juga memberikan dampak sosial yang konkret.

See also  Cara Melindungi Website dari Ancaman Online [Keamanan Hosting]

“Kami berharap dakwah kami bisa menyentuh lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan. Dakwah yang tidak hanya berbicara soal iman, tetapi juga memberikan solusi nyata dalam kehidupan mereka,” tandas Arifin.

Muhammadiyah, melalui LDK-nya, menegaskan bahwa dakwah sejati tidak hanya soal mengajak orang masuk Islam, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umat, menciptakan rasa kesetaraan, dan membangun kemandirian masyarakat di semua lapisan.

Dengan keberlanjutan program pemberdayaan sosial dan ekonomi ini, Muhammadiyah berharap dapat terus memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. | TarbiyahPost.Com | */Redaksi | *** |